PURA PENATARAN AGUNG NANGKA

Minggu 30 September 2018, kami tangkil ke Pura Penataran Agung Nangka ( Linggih Ida Bhatara Gunung Agung ) yang lokasinya berada di Desa Adat Nangka, Desa Bhuana Giri, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem. Kami berangkat sekitar jam 10 pagi dari Banjar Dinas Penggak Sajeng, sebuah dusun kecil pusat pembuat arak ( minuman alkohol khas bali, hasil penyulingan tuak/ nira ).

Dalam perjalanan kami sering bertanya pada penduduk lokal dimana lokasi Pura Penataran Agung Nangka ( maklum baru pertama kali tangkil ). Sekira kurang lebih 1 kilometer sebelum lokasi pura sudah mulai macet, kendaraan tidak bisa bergerak. Tepat di tikungan tajam menanjak kendaraan sudah tidak bisa maju. Kami turun dan berjalan kaki menuju Pura Penataran Agung Nangka. Cuaca sangat terik karena waktu sudah menunjukkan jam 12 siang. Sepanjang jalan yang macet tidak ditemui warung yang berjualan, hanya ada satu - dua di dekat pura, kami membeli air kemasan untuk menghilangkan rasa haus. 

Sebelum masuk pura di jaba pisan, kami melakukan pelukatan ( tirta yang sudah disediakan di depan candi bentar pintu masuk pura ). Beristirahat sebentar, kemudian mencari kupon antrean untuk masuk ke Utama Mandala yang telah diatur oleh panitia agar pemedek tidak berebut masuk ( karena hari minggu pemedek membludak, maka oleh panitia dibuatkan kupon antrean yang berwarna: merah, putih, kuning, hijau ). Kemudian pemedek diatur masuk berdasarkan kartu yang dimiliki.

Di depan undak pintu masuk Utama mandala kami berkumpul dibawah terik matahari dan masuk dengan menyerahkan kupon kepada pecalang ( kebetulan yang dipegang kupon berwarna putih, pemegang kupon berwarna putih dan warna merah masuk bersamaan ). Kemudian menaiki undak masuk Utama Mandala lewat candi gelung yang megah. Di dalam Utama Mandala kami membuka banten yang telah dibawa dan dihaturkan, kemudian mengambil tempat duduk persiapan melakukan pemuspaan. Setelah pemedek memenuhi Utama Mandala, persembahyangan dimulai '' dianter '' oleh Jero Mangku. Setelah pemuspaan selesai, kemudian mendapat '' wangsupada '' dan '' bija''. Selesai _/\_

Comments

Popular posts from this blog

Pura Dalem Ped, Nusa Penida

Makna Tari Rejang Lilit Yang Merupakan Simbol Batu Lamben yang terkait dengan Sejarah Perang Tulamben

Batu Alien Merapi